Saturday, May 2, 2020

Menciptakan Pola Belajar Efektif dari Rumah


Oleh: Ahmad Ripai
Pola belajar dari rumah berkembang dan diterapkan sejak mewabahnya virus corona di Indonesia. Sebagaimana diketahui, Virus corona pertama kali ditemukan di Wuhan, China. Menurut Wikipedia, virus corona menyebar selama kontak dekat dan oleh tetesan pernapasan yang dihasilkan ketika orang batuk atau bersin atau melalui droplet. Saat ini, virus korona telah menyebar hampir di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Di Indonesia, temuan pertama kasus positif corona disampaikan langsung oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 2 Maret 2020. Presiden menyampaikan bahwa ada 2 orang yang dinyatakan telah terinfeksi virus corona. Sejak temuan pertama tersebut, penyebaran virus corona di Indonesia seperti tidak terbendung. Dari hari ke hari selalu ada laporan tentang orang-orang yang terkonfirmasi positif corona. WHO pun telah menetapkan virus corona atau wabah covid 19 sebagai pandemi karena penyebarannya dari hari ke hari kian meningkat dan meluas dengan jumlah kematian 238.775 dari 3.344.274 orang terkonfirmasi postif beradsarkan data yang ditampilkan pada https://news.google.com/covid19/map?hl=id&gl=ID&ceid=ID:id per 2 Mei 2020. Dan, berdasarkan data yang dikeluarkan oleh BNPB tanggal 1 Mei 2020, di Indonesia ada 10.551 orang yang terkonfirmasi positif corona dengan jumlah kematian 800 orang. Penyebaran covid 19 di Indoneisa sudah menyebar di 34 provinsi yang ada.
Lalu, kapan wabah Pandemi covid 19 akan berakhir?

Sebagaimana dimuat pada www.kompas.com, berdasarkan penelitian sebuah universitas di Singapura, Singapore University of Technology and Design (SUTD) mengenai kapan berakhirnya pandemi Covid-19 di banyak negara termasuk di Indonesia, penyebaran virus covid-19 akan segera berakhir sebelum akhir tahun ini. Berdasarkan data dari hasil peneltian tersebut, covid-19 diprediksi akan berakhir pada 4 juni 2020 sebanyak 97% dan pada 20 Juni 2020 sebanyak 99%. Namun, menurut pakar epidemilogi dari universitas Indonesia, Pandu Riono, Indonesia baru akan mengalami puncak pandemi korona pada minggu-minggu sebelum hari raya lebaran. Itupun, kata pakar epidemilogi tersebut, jika masyarakat tidak mudik atau pulang kampung. Tapi, seandainya masyarakat bersikeras untuk mudik atau pulang kampung, maka puncak pandemi korona akan bergeser dan prediksi berakhirnya akan bertambah lama.
Melihat perkembangan penyebaran covid-19 di Indonesia hingga saat ini, sebagaimana dimuat pada www.kompas.com. Kementrian pendidikan nasional membuat tiga (3) skenario pola pembelajaran. Pertama, jika pandemi korona berakhir pada bulan Juni, maka proses pembelajaran bisa dilakukan di sekolah pada tahun ajaran baru. Kedua, jika pandemi korona berakhir pada bulan Agustus, maka proses pembelajaran dilakukan dari rumah dan sisanya (setengah semester ganjil tahun pelajaran 2020/2021 dilakukan di sekolah. Ketiga, jika pandemi korona diprediksi berakhir pada akhir tahun, maka proses pembelajaran selama semester ganjil dilakukan dari rumah.
Nah, melihat perkembangan pandemi covid-19 dan skenario belajar yang dibuat oleh Kemendikbud, sepertinya pihak sekolah, guru, siswa dan orang tua harus tetap mempersiapkan diri untuk belajar dari rumah.
Lalu, bagaimana supaya proses belajar dari rumah yang dilakukan itu menjadi efektif? Efektif buat semua. Efektif buat sekolah. Efektif buat guru. Efektif buat siswa. Dan, efektif buat orang tua.
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia pengertian efektif/efek·tif/ /éféktif/ adalah: a 1 ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya); 2 manjur atau mujarab (tentang obat); 3 dapat membawa hasil; berhasil guna (tentang usaha, tindakan); mangkus; 4 mulai berlaku (tentang undang-undang, peraturan);
Menurut Hidayat (1986) sebagaimana dimuat pada https://www.dosenpendidikan.co.id/efektif-adalah/, Efektif adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas,kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar presentase target yang dicapai, makin tinggi efektifitasnya.
Dari pendapat-pendapat diatas, efektif merupakan sebuah ukuran untuk mengatakan bahwa sebuah tujuan atau target yang diinginkan telah tercapai. Dengan demikian, pola belajar efektif dari rumah merupakan sistem belajar yang dilakukan atau diterapkan untuk mencapai tujuan tujuan belajar itu sendiri. Sebagaimana diketahui, tujuan belajar secara sederhana adalah terjadi perubahan pada diri seseorang menjadi lebih baik. Dari tidak baik menjadi baik. Dari tidak tahu menjadi tahu. Dari tidak mengerti menjadi mengerti. Dengan kata lain, belajar bertujuan mengubah kebiasaan seseorang dari buruk menjadi baik, mengubah sikap dari negatif menjadi positif, dan tentu saja, belajar bertujuan untuk menambah ilmu pengetahuan dalam berbagi bidang ilmu. Jika tujuan-tujuan yang ingin dicapai itu tercapai, maka dapat dikatakan bahwa pola belajar yang telah dilakukan berjalan dengan efektif. Menurut Afifatu Rohmawati dalam tulisannya mengenai “Efektifitas Pembelajaran”, efektivitas pembelajaran adalah ukuran keberha-silan dari suatu proses interaksi antar siswa maupun antara siswa dengan guru dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan pembelajaran
Namun, bagaimana menerapkan pola belajar yang efektif supaya tujuan yang diinginkan tersebut tercapai? Apalagi, pola pembelajaran yang diterapkan sejak pandemi korona merebak hingga saat ini adalah pola pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran daring. Pembelajaran secara daring merupakan pengalaman baru bagi sebagian besar sekolah, guru, siswa, dan orang tua.
Salah satu kunci efektif tidaknya proses pembelajaran dari rumah atau pembelajaran daring adalah guru. Maka, guru dituntut untuk memiliki kemampuan atau keterampilan keterampilan yang dapat menunjang keberlangsungan proses pembelajaran daring, selain tentu saja, kemampuan guru secara akademis sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya. Apa saja kemampuan atau keterampilan yang harus dimiliki oleh guru? Guru harus memiliki kemampuan atau keterampilan seperti dibawah ini, yaitu:
A. Kemampuan memotivasi. Yups, guru harus memiliki kemampuan memotivasi, baik memotivasi diri sendiri atau memotivasi orang lain, dalam hal ini adalah siswa. Berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan berada di rumah bagi guru atau siswa, mungkin bukan perkara sederhana. Bisa jadi tingkat kebosanan meningkat. Dan, mungkin saja tingkat stress pun muncul. Apalagi buat guru. Masalah ekonomi, masalah honor, masalah pendapatan kian hari kian menghantui.
B.  Kemampuan mendongeng. Mungkin kemampuan mendongeng bisa dijadikan kemampuan guru abad 21. Mengapa? Supaya ada keseimbangan antara otak kanan dan otak kiri. Apalagi, ditengan situasi pandemi seperti sekarang ini. Walaupun, mungkin masih harus diteliti lebih jauh lagi keterkaitannya. Mendongeng mungkin bisa dijadikan salah satu cara dalam menyajikan materi pembelajaran secara daring. Sederhananya, guru harus punya rasa humor.
C.   Kemampuan memanfaatkan teknologi. Seharusnya ini adalah jamannya. Jamannya teknologi. Jamannya digital. Oleh karenanya, generasi sekarang disebut sebagai generasi digital. Dan, guru seharusnya tidak ada yang gagap dengan teknologi. Namun, masih ada guru yang masih gagap dengan teknologi. Idealnya, guru adalah golongan pembelajar. Golongan yang selalu ingin belajar. Apa saja. Mengikuti perkembangan jaman. Kalau tidak seperti itu, bagaimana guru dapat menyelaraskan pola pembelajaran dengan jamannya. Seperti pola pembelajaran saat pandemi seperti ini. Pola pembelajaran daring yang menuntut, mau tidak mau, kepiawaian guru dalam memfaatkan teknologi. Bukannya guru tidak bisa. Tapi maukah guru mempelajarinya. Mempelajari sesuatu yang baru tapi sebetulnya barang lama. Mempelajari sesuatu di luar bidang ilmu yang diampunya di sekolah.
Banyak media pembelajaran berbasis teknologi yang bisa dimanfaatkan oleh guru, yaitu: you tube, podcast, powtoon, quizizz, moodle, google form, google classroom, blog, zoom, whatsapp, telegram, dan lain-lain untuk dikembangkan. Pokoknya, guru dituntut untuk kreatif dalam memanfaatkan media pembelajaran berbasis teknologi. Kreatifitas guru dalam dalam menyajikan pembelajaran daring secara menyenangkan dan mudah dimengerti akan membuat siswa tidak merasa bosan dan tetap produktif selama di rumah sehingga pola pembelajaran efektif dari rumah dapat tercapai.
Selain itu, guru dapat memanfaatkan power point untuk membuat media pembelajaran interaktif dan membuat bahan presentasi yang bagus. Bahan presentasi yang telah dibuat menggunakan power point dapat di export menjadi video yang dapat diupload ke you tube.
D.  Kemampuan untuk membuat perencanaan pembelajaran dari rumah yang efektif dan terencana. Pembelajaran offline dan online itu berbeda. Pembelajaran offline di kelas, guru dapat langsung memantau dan mengamati bagaimana sebuah tujuan pembelajaran hari itu dapat tercapai atau tidak, karena guru dan siswa bertatap muka secara langsung sehingga tujuan belajar yang ingin dicapai dapat terpenuhi. Sedangkan pembelajaran online, guru tidak dapat memastikan apakah tujuan belajar yang ingin dicapai itu hari itu tercapai atau tidak, karena pembelajaran online itu, berdasarkan pengalaman yang ada, memiliki banyak kendala, antara lain keterbatasan kuota atau paket data yang dimiliki anak, keterbatasan kepemilikan gawai pada beberapa anak, kesiapan anak ketika waktu belajar telah di mulai, terganggunya jaringan internet, dan lain sebagainya. Jadi kemampuan guru untuk membuat rencana belajar yg efektif dan terencana selama masa pandemi korona sangat diperlukan.
Dan perlu diingat, guru dalam membuat perencanaan pembelajaran harus memperhatikan Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19). Berdasarkan surat edaran itu ada 2 poin yang harus dicermati oleh sekolah atau guru, yaitu:
1) Belajar dari Rumah melalui pembelajaran daring/jarak Jauh dilaksanakan untuk memberikan pengalaman Belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan.
2) Belajar dari Rumah dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup antara lain mengenai Pandemi Covid-19
Nah, selain faktor guru, untuk menciptakan pola pembelajaran efektif dari rumah, peran orang tua dan semangat anak menjadi kunci juga selama proses pembelajaran dari rumah berlangsung. Bagaimanapun, pola belajar dari rumah harus tetap dihadapi oleh semua pihak selama masa pandemi ini. Mudah-mudahan wabah pandemi korona segera berakhir dan proses belajar mengajar berlangsung normal kembali. Selamat Hari Pendidikan Nasional!

16 comments:

  1. Terima kasih.. Sangat bermanfaat.

    ReplyDelete
  2. Tulisan yang keren...
    Bismillah
    Rabu, 08 Juli 2020, Postingan ke-418. Mohon doanya satu hari satu postingan di blog 
    www.sarastiana.com 

    Google Adsense di Bawah 1 Dollar?
    http.sarastiana googleAdsense.com

    Metode Pembelajaran Sosiodrama
    www.sosiodrama.com

    Model dan Metode Pembelajaran http://www.modelpembelajaran

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih sudah berkunjung pak sarastiàna

      Delete
  3. Runtut, up to date, mudah dipahami.dan enak.dibaca, mantul Pak🙏

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih. Masih proses belajar menulis

      Delete
  4. Mantab ...sangat bermanfaat tuk masa pandemi seperti ini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih bu sudah berkenan untuk berkunjung. Masih harus banyak belajar.

      Delete
  5. Mantul sekali. Tolong penulis hubungi Om Jay. Karena O. Jay minta no. Hp penukis.

    ReplyDelete
  6. Masih proses belajar bu. Terima kasih sdh berkunjung

    ReplyDelete