Oleh: Ahmad Ripai
Pola belajar dari rumah berkembang dan diterapkan sejak mewabahnya virus
corona di Indonesia. Sebagaimana diketahui, Virus corona pertama kali ditemukan di Wuhan, China. Menurut Wikipedia,
virus corona menyebar selama kontak dekat dan oleh tetesan pernapasan yang dihasilkan ketika orang batuk atau bersin atau melalui droplet.
Saat ini, virus korona telah menyebar hampir di seluruh dunia, termasuk
Indonesia. Di Indonesia, temuan pertama kasus positif corona disampaikan langsung
oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 2 Maret 2020. Presiden menyampaikan
bahwa ada 2 orang yang dinyatakan telah terinfeksi virus corona. Sejak
temuan pertama tersebut, penyebaran virus corona di Indonesia seperti
tidak terbendung. Dari hari ke hari selalu ada laporan tentang orang-orang
yang terkonfirmasi positif corona. WHO pun telah menetapkan virus corona
atau wabah covid 19 sebagai pandemi karena penyebarannya dari hari ke hari
kian meningkat dan meluas dengan jumlah kematian 238.775 dari 3.344.274
orang terkonfirmasi postif beradsarkan data yang ditampilkan pada https://news.google.com/covid19/map?hl=id&gl=ID&ceid=ID:id
per 2 Mei 2020. Dan, berdasarkan data yang dikeluarkan oleh BNPB tanggal
1 Mei 2020, di Indonesia ada 10.551 orang yang terkonfirmasi positif
corona dengan jumlah kematian 800 orang. Penyebaran covid 19 di Indoneisa
sudah menyebar di 34 provinsi yang ada.
Lalu, kapan wabah Pandemi covid 19 akan berakhir?
Sebagaimana dimuat pada www.kompas.com, berdasarkan penelitian sebuah universitas di Singapura, Singapore University of Technology and Design (SUTD) mengenai kapan berakhirnya pandemi Covid-19 di banyak negara termasuk di Indonesia, penyebaran virus covid-19 akan segera berakhir sebelum akhir tahun ini. Berdasarkan data dari hasil peneltian tersebut, covid-19 diprediksi akan berakhir pada 4 juni 2020 sebanyak 97% dan pada 20 Juni 2020 sebanyak 99%. Namun, menurut pakar epidemilogi dari universitas Indonesia, Pandu Riono, Indonesia baru akan mengalami puncak pandemi korona pada minggu-minggu sebelum hari raya lebaran. Itupun, kata pakar epidemilogi tersebut, jika masyarakat tidak mudik atau pulang kampung. Tapi, seandainya masyarakat bersikeras untuk mudik atau pulang kampung, maka puncak pandemi korona akan bergeser dan prediksi berakhirnya akan bertambah lama.
Melihat perkembangan penyebaran covid-19 di
Indonesia hingga saat ini, sebagaimana dimuat pada www.kompas.com.
Kementrian pendidikan nasional membuat tiga (3) skenario pola
pembelajaran. Pertama, jika pandemi korona berakhir pada bulan Juni, maka
proses pembelajaran bisa dilakukan di sekolah pada tahun ajaran baru.
Kedua, jika pandemi korona berakhir pada bulan Agustus, maka proses
pembelajaran dilakukan dari rumah dan sisanya (setengah semester ganjil
tahun pelajaran 2020/2021 dilakukan di sekolah. Ketiga, jika pandemi
korona diprediksi berakhir pada akhir tahun, maka proses pembelajaran
selama semester ganjil dilakukan dari rumah.
Nah, melihat perkembangan pandemi covid-19 dan skenario belajar yang
dibuat oleh Kemendikbud, sepertinya pihak sekolah, guru, siswa dan orang
tua harus tetap mempersiapkan diri untuk belajar dari rumah.
Lalu, bagaimana supaya proses belajar dari rumah yang dilakukan itu
menjadi efektif? Efektif buat semua. Efektif buat sekolah. Efektif buat
guru. Efektif buat siswa. Dan, efektif buat orang tua.
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia pengertian
efektif/efek·tif/ /éféktif/ adalah:
a 1 ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya); 2 manjur atau mujarab (tentang obat); 3 dapat membawa hasil; berhasil guna (tentang usaha, tindakan);
mangkus; 4 mulai berlaku (tentang undang-undang, peraturan);
Menurut Hidayat (1986) sebagaimana dimuat pada
https://www.dosenpendidikan.co.id/efektif-adalah/,
Efektif adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target
(kuantitas,kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar
presentase target yang dicapai, makin tinggi efektifitasnya.
Dari pendapat-pendapat diatas, efektif merupakan sebuah ukuran untuk
mengatakan bahwa sebuah tujuan atau target yang diinginkan telah tercapai.
Dengan demikian, pola belajar efektif dari rumah merupakan sistem belajar
yang dilakukan atau diterapkan untuk mencapai tujuan tujuan belajar itu
sendiri. Sebagaimana diketahui, tujuan belajar secara sederhana adalah terjadi perubahan pada diri seseorang menjadi lebih baik. Dari tidak baik menjadi baik. Dari tidak tahu menjadi tahu. Dari tidak
mengerti menjadi mengerti. Dengan kata lain, belajar bertujuan mengubah
kebiasaan seseorang dari buruk menjadi baik, mengubah sikap dari negatif
menjadi positif, dan tentu saja, belajar bertujuan untuk menambah ilmu
pengetahuan dalam berbagi bidang ilmu. Jika tujuan-tujuan yang ingin dicapai
itu tercapai, maka dapat dikatakan bahwa pola belajar yang telah dilakukan
berjalan dengan efektif. Menurut Afifatu Rohmawati dalam tulisannya mengenai
“Efektifitas Pembelajaran”, efektivitas pembelajaran adalah ukuran keberha-silan dari suatu proses
interaksi antar siswa maupun antara siswa dengan guru dalam situasi
edukatif untuk mencapai tujuan pembelajaran
Namun, bagaimana menerapkan pola belajar yang efektif supaya tujuan yang
diinginkan tersebut tercapai? Apalagi, pola pembelajaran yang diterapkan
sejak pandemi korona merebak hingga saat ini adalah pola pembelajaran
jarak jauh atau pembelajaran daring. Pembelajaran secara daring merupakan
pengalaman baru bagi sebagian besar sekolah, guru, siswa, dan orang
tua.
Salah satu kunci efektif tidaknya proses pembelajaran dari rumah atau
pembelajaran daring adalah guru. Maka, guru dituntut untuk memiliki
kemampuan atau keterampilan keterampilan yang dapat menunjang
keberlangsungan proses pembelajaran daring, selain tentu saja, kemampuan
guru secara akademis sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya. Apa saja
kemampuan atau keterampilan yang harus dimiliki oleh guru? Guru harus
memiliki kemampuan atau keterampilan seperti dibawah ini, yaitu:
A. Kemampuan memotivasi. Yups, guru harus memiliki kemampuan memotivasi,
baik memotivasi diri sendiri atau memotivasi orang lain, dalam hal ini
adalah siswa. Berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan berada di rumah bagi
guru atau siswa, mungkin bukan perkara sederhana. Bisa jadi tingkat
kebosanan meningkat. Dan, mungkin saja tingkat stress pun muncul. Apalagi
buat guru. Masalah ekonomi, masalah honor, masalah pendapatan kian hari
kian menghantui.
B. Kemampuan mendongeng. Mungkin kemampuan mendongeng bisa dijadikan
kemampuan guru abad 21. Mengapa? Supaya ada keseimbangan antara otak kanan
dan otak kiri. Apalagi, ditengan situasi pandemi seperti sekarang ini.
Walaupun, mungkin masih harus diteliti lebih jauh lagi keterkaitannya.
Mendongeng mungkin bisa dijadikan salah satu cara dalam menyajikan materi
pembelajaran secara daring. Sederhananya, guru harus punya rasa humor.
C. Kemampuan memanfaatkan teknologi. Seharusnya ini adalah jamannya.
Jamannya teknologi. Jamannya digital. Oleh karenanya, generasi sekarang
disebut sebagai generasi digital. Dan, guru seharusnya tidak ada yang
gagap dengan teknologi. Namun, masih ada guru yang masih gagap dengan
teknologi. Idealnya, guru adalah golongan pembelajar. Golongan yang selalu
ingin belajar. Apa saja. Mengikuti perkembangan jaman. Kalau tidak seperti
itu, bagaimana guru dapat menyelaraskan pola pembelajaran dengan jamannya.
Seperti pola pembelajaran saat pandemi seperti ini. Pola pembelajaran
daring yang menuntut, mau tidak mau, kepiawaian guru dalam memfaatkan
teknologi. Bukannya guru tidak bisa. Tapi maukah guru mempelajarinya.
Mempelajari sesuatu yang baru tapi sebetulnya barang lama. Mempelajari
sesuatu di luar bidang ilmu yang diampunya di sekolah.
Banyak media pembelajaran berbasis teknologi yang bisa dimanfaatkan oleh
guru, yaitu: you tube, podcast, powtoon, quizizz, moodle, google form,
google classroom, blog, zoom, whatsapp, telegram, dan lain-lain untuk
dikembangkan. Pokoknya, guru dituntut untuk kreatif dalam memanfaatkan
media pembelajaran berbasis teknologi. Kreatifitas guru dalam dalam
menyajikan pembelajaran daring secara menyenangkan dan mudah dimengerti
akan membuat siswa tidak merasa bosan dan tetap produktif selama di rumah
sehingga pola pembelajaran efektif dari rumah dapat tercapai.
Selain itu, guru dapat memanfaatkan power point untuk membuat media
pembelajaran interaktif dan membuat bahan presentasi yang bagus. Bahan
presentasi yang telah dibuat menggunakan power point dapat di export
menjadi video yang dapat diupload ke you tube.
D. Kemampuan untuk membuat perencanaan pembelajaran dari rumah yang efektif
dan terencana. Pembelajaran offline dan online itu berbeda. Pembelajaran
offline di kelas, guru dapat langsung memantau dan mengamati bagaimana
sebuah tujuan pembelajaran hari itu dapat tercapai atau tidak, karena guru
dan siswa bertatap muka secara langsung sehingga tujuan belajar yang ingin
dicapai dapat terpenuhi. Sedangkan pembelajaran online, guru tidak dapat
memastikan apakah tujuan belajar yang ingin dicapai itu hari itu tercapai
atau tidak, karena pembelajaran online itu, berdasarkan pengalaman yang
ada, memiliki banyak kendala, antara lain keterbatasan kuota atau paket
data yang dimiliki anak, keterbatasan kepemilikan gawai pada beberapa
anak, kesiapan anak ketika waktu belajar telah di mulai, terganggunya
jaringan internet, dan lain sebagainya. Jadi kemampuan guru untuk membuat
rencana belajar yg efektif dan terencana selama masa pandemi korona sangat
diperlukan.
Dan perlu diingat, guru dalam membuat perencanaan pembelajaran harus
memperhatikan Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun
2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat
Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19). Berdasarkan surat edaran itu
ada 2 poin yang harus dicermati oleh sekolah atau guru, yaitu:
1) Belajar dari Rumah melalui pembelajaran daring/jarak Jauh dilaksanakan
untuk memberikan pengalaman Belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa
terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan
kelas maupun kelulusan.
2) Belajar dari Rumah dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup
antara lain mengenai Pandemi Covid-19
Nah, selain faktor guru, untuk menciptakan pola pembelajaran efektif dari
rumah, peran orang tua dan semangat anak menjadi kunci juga selama proses
pembelajaran dari rumah berlangsung. Bagaimanapun, pola belajar dari rumah
harus tetap dihadapi oleh semua pihak selama masa pandemi ini.
Mudah-mudahan wabah pandemi korona segera berakhir dan proses belajar
mengajar berlangsung normal kembali. Selamat Hari Pendidikan Nasional!
mantul peserta nomor 26
ReplyDeleteTerima kasih Omjay
DeleteTerima kasih.. Sangat bermanfaat.
ReplyDeleteTerima kasih sudah berkunjung
DeleteTulisan yang keren...
ReplyDeleteBismillah
Rabu, 08 Juli 2020, Postingan ke-418. Mohon doanya satu hari satu postingan di blog
www.sarastiana.com
Google Adsense di Bawah 1 Dollar?
http.sarastiana googleAdsense.com
Metode Pembelajaran Sosiodrama
www.sosiodrama.com
Model dan Metode Pembelajaran http://www.modelpembelajaran
Terima kasih sudah berkunjung pak sarastiàna
DeleteRuntut, up to date, mudah dipahami.dan enak.dibaca, mantul Pak🙏
ReplyDeleteTerima kasih. Masih proses belajar menulis
DeleteLuar biasa mantap
ReplyDeleteTerima kasih pak. Masih proses belajar
DeleteMantab ...sangat bermanfaat tuk masa pandemi seperti ini
ReplyDeleteTerima kasih bu sudah berkenan untuk berkunjung. Masih harus banyak belajar.
DeleteMantul sekali. Tolong penulis hubungi Om Jay. Karena O. Jay minta no. Hp penukis.
ReplyDeleteTerima kasih pak sudah berkunjung
DeleteDesain blognya 👍
ReplyDeleteMasih proses belajar bu. Terima kasih sdh berkunjung
ReplyDelete