Dalam rangka ulang tahun ke 30, Yayasan Pendidikan Abdi Negara menyelenggarakan sarasehan dan silaturahmi pengurus yayasan, guru dan karyawan pada tanggal 16 Januari 2011. Sarasehan dan silaturahmi tersebut merupakan rangkaian acara dari beberapa acara yang sudah diadakan dan puncaknya adalah family gathering ke Taman Mini Indonesia Indah pada tanggal 23 Januari 2011.
Tidak sia-sia rasanya menggunakan waktu libur untuk menghadiri sarasehan tersebut. Karena sarasehan tersebut sangat menggugah dan menginspirasi banyak peserta termasuk saya dalam anak. Ini semua karena disampaikan dengan sangat bagus, tidak membosankan dan tanpa sedikitpun menggurui. Sarasehan itu bertema ‘Menjadi Sahabat Anak dan Remaja’. Pemateri bernama Kurnia Widhiatuti yang merupakan pembicara berskala nasional dari Parenting Club Sygma Daya Insani. Sarasehan tersebut dimoderatori oleh Ibu Sugiharti Soemifitri, M.Pd.
ibu Kurnia menggugah peserta sarasehan tentang bagaimana menjadi sahabat anak dan remaja? Beliau mengajak peserta sarasehan untuk secara bersama menyikapi anak sebagai rizki secara qonaah dan mensyukurinya. Anak bukan asset investasi materi yang kita hitung sebagai untung rugi. Anak adalah asset investasi iman dan akhirat. Anak adalah asset investasi sejarah, bagaimanapun keadaannya, lengkap sempurna atau berkebutuhan istimewa.
Ibu kurnia juga menyampaikan tentang data dan fakta bahwa ada pergeseran moral di dunia. Penelitian melaporkan, anak yang menyaksikan film kartun yang menunjukan kontak fisik dan kekerasan memiliki kecenderungan bersikap agresif dan tidak patuh di masa mendatang, mempunyai tingkah laku anti social dan bermasalah di usia sekolah. Sekitar 28 orang pertahun, anak dan remaja mengakhiri masa frustasinya akan kehidupan dengan bunuh diri. Konsumerisme, korupsi, pelecehan seksual, pornografi, narkoba, kriminalitas, dll menjadi gaya hidup metropolis.
Media elektronik mempengaruhi perkembangan moral anak.
Maka penting untuk memahami anak-anak kita.
Ibu Kurnia mengatakan kenali anak kita, perlakukan setiap anak sebagai bintang, mahluk istimewa unik, penuh bakat dan minat serta potensi yang berbeda-beda! Tidak ada anak yang bodoh! Tidak boleh mengukur kecerdasannya tanpa melihat kecerdasan majemuknya!
Sudah sadarkah kita, Anak tumbuh besar dan belajar dengan TANTANGAN, bukan dengan ANCAMAN? Maka dalam mendidik anak kita harus menerapakan prinsip Save, Secure, dan Trust. Ketiganya merupakan kemampuan untuk memecahkan masalah atau melakukan / menghasilkan sesuatu yang ada nilainyadalam kehidupan sehari-hari. Betapa dasyatnya SIKAP POSITIF yang dihasilkan oleh perasaan yang bahgia?
Jadilah orang tua dan sahabat anak dan remaja.
Kita harus memanfaatkan waktu berharga bersama anak-anak kita. Mengelola waktu dengan baik, benar dan bijak adalah separuh kemenangan di tangan sebelum ‘penentuan’. Ibu Kurnia menyampiakan : ‘Menurut anjuran Rasulullah, ada 3 tahapan mendidik anak; Pertama, 7 tahun pertama: perlakukan anak sebagai raja; Kedua, 7 tahun kedua: perlakukan anak sebagai pembantu atau tawanan; ketiga, 7 tahun ketiga: perlakukan anak sebagai perdana menteri atau sahabat dekat, yang harus sudah bisa menentukan sebuah keputusan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kehidupan remaja:
- Sukses keluarga
- Punya tujuan
- Tahu kapasitas diri
- Paham segala sesuatu yang harus dipelajari
- Memiliki pengetahuan tentang keberhasilan dan kegagalan
- Dapat mengukur langkah
- Gemar evaluasi diri
Seabagai orang tua, kita harus punya tujuan hidup dan buatlah kesepakatan keluarga/komitmen antara Ayah dan Ibu tentang niat dan cara terbaik mengasuh anak dengan cara memperhatikan fitrah Ilahiyah.
Pada akhirnya, Ibu Kurnia sebagai pembicara menyampaikan tentang cara belajar kehidupan bersama remaja, yaitu: gunakan pendekatan sahabat, perlakukan sebagai seorang perdana menteri, bantulah memetakan persoalan hidupnya, dan berilah kesempatan menjadi pengambil keputusan.
(tulisan ini berdasarkan materi yang disampaikan oleh Ibu Kurnia Widhiatuti dari Parenting Club Sygma Daya Insani, mohon maaf bila ada kekurangan atau berlebihan)