Sahabat Guru Sejahtera, setelah mengupas
buku “Berburu Honor dengan Artikel” nya Supadiyanto, kali ini saya akan
mengulas buku “Bukan Guru Umar Bakrie...” nya Zainal Umuri. Buku terbitan PT.
Gramedia Pustaka Utama tersebut mempunyai halaman 161.
Pada cover belakang bukunya,
Zainal Umuri menulis bahwa menjadi guru adalah pilihan, bukan pelarian. Guru adalah
pahlawan dan orang tua kedua bagi murid-muridnya sehingga wajib memberikan
pengajaran, teladan, dan kasih sayang yang utuh tanpa pamrih. Oleh karena itu
kebanggaan menjadi guru janganlah kita nodai hanya gara gara penghasilan yang
diperoleh belum bisa mencukupi kebutuhan keluarga.
Buku “Bukan Guru Umar Bakrie”
dibuat oleh penulisnya, sebagaimana tertulis pada ‘Sekapur Sirih’, sebagai sebuah
kado istimewa kepada para pahlawan tanpa tanda jasa. Di berbagai pelatihan yang
dilakukan oleh penulis buku, acapkali menerima keluhan dari guru “Oemar Bakrie”
tentang minimnya pemasukan yang mereka terima.
Zainal Umuri mengajak guru untuk
mencari solusi masalah ekonomi. Sebagai guru dan telah bergaul dengan ribuan
guru, Zainal Umuri ingin membagikan pengalaman masalah tersebut melalui buku
ini. Di dalam buku ini, anda akan menemukan kisah para guru yang telah berhasil
menjadi guru teladan dan memperoleh kemudahan mendapat rezeki berlipat.
Pemerintah memang berkeinginan
untuk mensejahterakan guru, salah satunya dengan program sertifikasi guru. Program
pemerintah yang memberikan tunjangan profesi sebesar 1 x gaji pokok kepada guru
yang sudah memegang sertifikat profesi. Dengan syarat beban mengajar minimal 24
jam, maka dengan kondisi jam mata pelajaran yang berbeda beda dan kondisi
jumlah rombel yang tidak banyak, maka program pemerintah ini belum menyasar
semua guru baik PNS maupun Non PNS. Apalagi bagi guru GTT. Guru penyandang
predikat GTT sulit untuk mendapat sertifikat profesi, karena peraturan yang ada
tidak memberi peluang sama sekali buat guru GTT mengikuti sertifikasi.
Seharusnya semua guru diperlakukan sama.
Zainal Umuri dalam bukunya sedikitt
menyentil masalah sertifikasi. Bila memang kenyataannya sangatlah sulit untuk
mendapatkan sertifikasi, apakah yang harus kita lakukan sebagai guru? Menunggu berpangku
tangan? Atau berbuat sesuatu yang lebih pantas untuk hidup kita agar tetap
terus bertahan menjadi seorang guru yang membanggakan bangsa, tetapi juga tidak
kehabisan energi seperti lilin yang habis karena menerangi sekitarnya tanpa
memperdulikan diri? (hal.24).
Zainal Umuri memotivasi. Gaji
yang diberikan oleh pemerintah, yayasan, atau sekolah boleh saja kecil, namun
kepiawaian dalam menentukan dan memilih pekerjaan sampingan merupakan seni yang
harus dikuasai, agar guru dapat memilih pekerjaan sampingan yang layak.
Dalam buku ini Zainal Umuri
membagikan pengalamannya dan beberapa guru tentang bagaimana menyiasati
pendapatan bagi guru, sehingga minimnya gaji yang diterima tidak jadi persoalan
karena pendapatan sampingan yang diperoleh akan dapat mencukupi kebutuhan hidup
keluarganya.
Zainal Umuri berharap lagu Iwan
Fals tak perlu berbunyi: “Jadi guru jujur
berbakti memang makan hati, tapi mengapa gaji guru Oemar Bakrie seperti
dikebiri...”, tapi berbunyi: “Jadi
guru berbakti sungguh enak hati, tak akan dikebiri karena guru yang cerdas akan
mengerti bagaimana cara mengatasi”
Bagi guru yang ingin menjadi guru
cerdas finansial, buku ini layak baca dan patut menjadi referensi. Prof. Dr.
Fasli Jalal, Ph.D, di bagian cover belakang buku menulis:
“Saya menikmati membaca buku Zainal Umuri ini. Sangat menginspirasi,
khususnya bagi para guru. Pak Zainal ingin mengatakan bahwa kesuksesan dan
kesejahteraan adalah milik setiap manusia yang mau bekerja keras dan bekerja
cerdas. Para guru pun bisa meraih semua itu dengan cara bermartabat, tanpa
harus mengorbankan profesionalitasnya sebagai guru.
Rahasianya adalah kecerdasan finansial. Dengan diksi, gaya, dan plot
penulisan yang ringan dan mengalir, penulis menuntun pembaca selangkah demi
selangkah belajar menjadi guru cerdas finansial. Semakin seorang guru menggali
dan mengembangkan potensi dirinya, lalu mengelola kesuksesan demi kesuksesan
kecil yang dia dapatkan, kesuksesan besar akan mengikuti”.
Jadi, guru harus baca buku ini!