This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Monday, November 29, 2021

Laporan Pengimbasan Literasi dan Numerasi

 

Sunday, July 4, 2021

Secangkir Kopi di Pagi Hari

5 Juli 2021. Alhamdulillah pagi ini masih dapat menghirup udara segar di 2/3 malam terakhir. Udara sebelum subuh. Usai bermunnajat dan memanjatkan doa-doa, membuka pintu rumah. Tetiba angin dan udara menyeruak masuk! Dingin dan segeeerrr! Seperti berada di puncak. Jadi inget beberapa waktu lalu – sebelum ppkm darurat diberlakukan – pergi ke puncak bareng keluarga. Menginap di salah satu hotel bintang 3. Sebetulnya agak takut juga melakukan perjalanan jauh. Apalagi kasus covid-19 sedang melonjak. Dan pastinya, takut ada pemeriksaan oleh satgas covid daerah tujuan. Tapi, udah lama dan berkali-kali janji sama anak-anak ketika mereka minta diajak menginap di hotel selalu dibatalkan. Alasannya masih banyak virus dan ppkm. Akhirnya, menyerah dan mengajak mereka menginap di hotel.

Selama perjalanan menuju tempat tujuan deg-degan juga. Berharap tidak ada pos penyekatan dan pemeriksaan. Mendekati ciawi tambah deg-degan. Sebentar lagi lampu merah gadog. Semakin dekat gadog semakin kenceng deg-degannya. Takut diminta putar balik. Sudah jauh-jauh disuruh puter balik, rasanya itu gimanaaa…. Biasanya kalau lihat berita-berita di TV, di Gadog selalu ada pemeriksaan dan penyekatan terkait kelengkapan surat-surat perjalanan ke daerah puncak selama masa ppkm mikro. Melewati gadog, Alhamdulillah lancar. Tidak ada pemeriksaan.

Selepas Gadog, melanjutkan perjalanan ke arah hotel. Alhamdulillah lancar. Jalan lengang. Tidak terlalu padat. Masjid at-ta’awun dan puncak pas dapat dinikmati keindahannya. Tetiba saja perjalanan mobil tersendat. Mobil mobil di depan berjalan perlahan. Pikiran menduga-duga. Jangan-jangan…. Betul saja! Ada pos pemeriksaan dan penyekatan. Jantung pun berdegup dengan kencang. Gimana nggak deg-degan. Surat bebas covid antigen ga bawa. Padahal itu salah satu syarat dokumen yang harus dibawa ketika melakukan perjalanan saat ppkm mikro. Pemberitahuan tersebut, memang  terbaca dengan jelas di baliho-baliho sepanjang jalan.

Ya Allah…masa sih harus diputer balik. Padahal beberapa menit saja, hotel tempat menginap sudah terlihat.

Resiko. Kalau memang harus diputar balik... ya balik! Yang penting sudah memenuhi permintaan anak-anak. Alhamdulillah, sebelum melakukan perjalanan sudah membuat komitmen tentang hal tersebut.

Akhirnya, tiba juga giliran diperiksa.

“sudah swab?” tanya petugas. Mungkin jika jawabannya: ‘sudah’, akan ada pertanyaan lanjutan seperti ini:

“Boleh lihat surat bebas covidnya?”.

Sebelum ditanya lebih lanjut, langsung dijawab: “Tidak bawa. Tapi sudah divaksin.”

“Boleh lihat surat vaksin.”

Ya Allah. HP mati. Surat vaksin ada di hp. Gemetaran juga. Banyak mobil lain menunggu antrian pemeriksaan di belakang. Coba usul ke petugas untuk menepi sambil mencari surat atau sertifikat vaksin.

“Tidak usah. Di sini saja. Supaya terlihat”, Kata petugas periksa.

Ok. Akhirnya meminta istri untuk mendownload sertifikat vaksin di pedulilindung. Ya Allah…ternyata sinyal internet pun agak sulit.

Setelah menunggu beberapa lama, akhirnya sertifikat vaksin dapat didownload dan diperlihatkan. Alhamdulillah diperbolehkan untuk melanjutkan perjalanan.

Jam menunjukan angka 10. Check-in hotel masih lama. Akhirnya memutuskan untuk bermain dulu di Cibodas. Alhamdulillah anak-anak dapat bersenang-senang setelah lama ‘terkurung’ di rumah selama pandemi.


Demikianlah secangkir kopi di pagi hari yang bisa dibagi. Mudah-mudahan terasa manis walaupun pahit!

Pandemi Belum Berakhir Bro! Jaga Imun!

 

Hari ini 4 Juli 2021. 1 tahun lebih sudah pandemi terjadi di banyak negara. Di Indonesia, Kasus positif korona sudah melebihi angka 2 juta. Kasus harian 28.000 lebih pertanggal 3 Juli 2021. Angka kematian akibat corona sudah lebih dari 60 rb. Di banyak mass media baik cetak maupun online, rumah sakit diberitakan penuh. Pasien-pasien positif covid-19 tidak mendapatkan ruang rawat. Akibatnya,mereka ditempatkan di selasar-selasar rumah sakit dan tenda-tenda yang didirikan.

Covid-19 belum akan berakhir dalam waktu dekat. Angka positif justru sedang meningkat. Varian delta dan varian kappa sedang menunjukan keganasannya. Beberapa ahli – baik yang disampaikan melalui televisi maupun berita online – mengatakan bahwa tingkat penularan varian delta dan kappa sangat cepat



Percaya atau tidak percaya, angka positif harian covid-19 mencapai 28 ribu lebih berdasarkan laporan satgas corona pada tanggal 3 Juli 2021. Lonjakan angka positif yang mengerikan menjadikan pemerintah mengeluarkan kebijakan PPKM Darurat mulai tanggal 3 hingga 20 Juli. Apa itu PPKM darurat? Silahkan browsing-browsing aja.

Oleh karena itu #Ingatpesanibu:

  1.       Memakai masker
  2.       Mencuci tangan pakai sabun
  3.       Menjaga jaga
  4.       Menghindari kerumunan
  5.       Mengurangi mobilitas

Dan, jangan lupa! Jaga imun. Salah satunya dengan berolahraga dan tentu saja berjemur. Seperti pagi ini, saya bersepeda mengelilingi rute sambi doyong-taman royal-buaran-benteng betawi-poris-cipondoh makmur-sipon-sambi doyong. Alhamdulillah saya bisa melewati rute rute tersebut.




#SedikitCerita

Monday, January 11, 2021

Bagaimana Hasil AKM dilaporkan?

 

AKM atau asesmen kompetensi minimum digunakan untuk penilaian kompetensi mendasar yang diperlukan oleh semua murid untuk mampu mengembangkan kapasitas diri dan berpartisipasi positif pada masyarakat.

Lalu, bagaimana hasil AKM dilaporkan?

Dikutip dari buku AKM dan Implikasinya pada Pembelajaran dari Pusat Asesmen dan Pembelajaran Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, hasil AKM dilaporkan dalam empat kelompok yang menggambarkan tingkat kompetensi yang berbeda. Urutan tingkat kompetensi dari yang paling kurang adalah:

      1)      Perlu Intervensi Khusus,

      2)     Dasar,

      3)     Cakap,  

      4)     Mahir.

Penjelasan

Tingkat Kompetensi Literasi Membaca

      1)      Perlu Intervensi Khusus

    Murid belum mampu menemukan dan mengambil informasi eksplisit yang ada dalam teks ataupun membuat interpretasi sederhana.

      2)     Dasar 

   Murid mampu menemukan dan mengambil informasi eksplisit yang ada dalam teks serta membuat interpretasi sederhana.

       3)     Cakap 

    Murid mampu membuat interpretasi dari informasi implisit yang ada dalam teks; mampu membuat simpulan dari hasil integrasi beberapa informasi dalam suatu teks.

       4)     Mahir 

    Murid mampu mengintegrasikan beberapa informasi lintas teks; mengevaluasi isi, kualitas, cara penulisan suatu teks, dan bersikap reflektif terhadap isi teks.

Tingkat Kompetensi Literasi Numerasi

       1)      Perlu Intervensi Khusus

Murid hanya memiliki pengetahuan matematika yang terbatas. Murid menunjukkan penguasaan konsep yang parsial dan keterampilan komputasi yang terbatas.

      2)     Dasar  

    Murid memiliki keterampilan dasar matematika: komputasi dasar dalam bentuk persamaan langsung, konsep dasar terkait geometri dan statistika, serta menyelesaikan masalah matematika sederhana yang rutin.

      3)    Cakap 

    Murid mampu mengaplikasikan pengetahuan matematika yang dimiliki dalam konteks yang lebih beragam.

      4)     Mahir 

Murid mampu bernalar untuk menyelesaikan masalah kompleks serta nonrutin berdasarkan konsep matematika yang dimilikinya.

Sumber: Pusat Asesmen dan Pembelajaran Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Apa itu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)?

 Pada tahun 2021, Kementerian Pendidikan Nasional telah mngganti ujian nasional dengan asesmen nasional.

 

Apa itu asesmen nasional (AN)?

Asesmen nasional atau AN adalah asesmen yang dilakukan untuk pemetaan mutu pendidikan pada semua sekolah, madrasah, serta program kesetaraan jenjang dasar dan menengah.

Asesmen nasional mempunya 3 instrumen penilaian, yaitu:

      1.       Assesmen Kompetensi Minimum

      2.      Survey karakter

      3.      Survey lingkungan belajar

 

Apa itu asesmen kompetensi minimum atau AKM?

Dikutip dari buku AKM dan Implikasinya pada Pembelajaran dari Pusat Asesmen dan Pembelajaran Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) merupakan penilaian kompetensi mendasar yang diperlukan oleh semua murid untuk mampu mengembangkan kapasitas diri dan berpartisipasi positif pada masyarakat.

Ada dua kompetensi mendasar yang diukur AKM, yaitu

      a.      Literasi membaca

      b.      Literasi matematika (numerasi).

Baik pada literasi membaca maupun numerasi, kompetensi yang dinilai mencakup keterampilan berpikir logis-sistematis, keterampilan bernalar menggunakan konsep dan pengetahuan yang telah dipelajari, serta keterampilan memilah serta mengolah informasi.

AKM menyajikan masalah-masalah dengan beragam konteks yang diharapkan mampu diselesaikan oleh murid menggunakan kompetensi literasi membaca dan numerasi yang dimilikinya.

AKM dimaksudkan untuk mengukur kompetensi secara mendalam, tidak sekedar penguasaan konten.

Literasi membaca didefinisikan sebagai kemampuan untuk memahami, menggunakan, mengevaluasi, merefleksikan berbagai jenis teks tertulis untuk mengembangkan kapasitas individu sebagai warga Indonesia dan warga dunia serta untuk dapat berkontribusi secara produktif kepada masyarakat.

Numerasi adalah kemampuan berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari pada berbagai jenis konteks yang relevan untuk individu sebagai warga Indonesia dan warga dunia.

 

Tujuan AKM

Dalam pembelajaran terdapat tiga komponen penting, yaitu:

       a.      Kurikulum (apa yang diharapkan akan dicapai),

       b.      Pembelajaran (bagaimana mencapai), dan

       c.       Asesmen (apa yang sudah dicapai).

Asesmen dilakukan untuk mendapatkan informasi mengetahui capaian murid terhadap kompetensi yang diharapkan. Asesmen Kompetensi Minimum dirancang untuk menghasilkan informasi yang memicu perbaikan kualitas belajar-mengajar, yang pada gilirannya dapat meningkatkan hasil belajar murid.

Pelaporan hasil AKM dirancang untuk memberikan informasi mengenai tingkat kompetensi murid. Tingkat kompetensi tersebut dapat dimanfaatkan guru berbagai mata pelajaran untuk menyusun strategi pembelajaran yang efektif dan berkualitas sesuai dengan tingkat capaian murid. Dengan demikian “Teaching at the right level” dapat diterapkan. Pembelajaran yang dirancang dengan memperhatikan tingkat capaian murid akan memudahkan murid menguasai konten atau kompetensi yang diharapkan pada suatu mata pelajaran.

 

Kompenen AKM

Komponen AKM

 



Selanjutnya baca Bagaimana Hasil AKM dilaporkan?

Sumber: Pusat Asesmen dan Pembelajaran Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Kapan Waktu Yang Tepat Untuk Menulis?

 

Ide atau gagasan sudah punya. Bahan bahan penunjang ide tulisan sudah dikumpulkan. Outline atau garis garis besar penulisan sudah ada. Tapi, ternyata masih enggan untuk menggerakan pena. Masih enggan untuk menggerakkan keyboard computer atau laptop. Dan, masih enggan juga untuk mulai mengembangkan ide atau gagasan menjadi sebuah tulisan atau publikasi ilmiah. Alasannya:

Sibuk

Banyak pekerjaan,

Tidak ada waktu,

Belum ada waktu, atau

Sulit mencari waktu yang tepat untuk menulis.

Menulis memang membutuhkan waktu. Seorang penulis membutuhkan waktu yang tepat untuk dapat dengan lancar dan tanpa hambatan menulis dan mengembangkan ide-idenya. Karena menulis itu membutuhkan ketenangan pikiran. Dan, waktu bagi setiap penulis itu berbeda-beda. Seorang mantan redaktur Jawa Pos pernah mengatakan bahwa menulis di sepertiga malam adalah waktu yang tepat untuk menulis. Menurutnya, menulis di sepertiga malam membuat pikiran dan gagasan meluncur dengan deras sederas air yang mengalir tanpa hambatan. Tapi bagi Andrea Hirata yang pernah ditanya oleh admin www.pembelajar.com tentang saat-saat paling menyenangkan untuk menulis, mengatakan:

“Saya menulis kapan saja di luar jam kerja saya sebagai seorang pegawai BUMN. Saya saat ini bekerja di TELKOM. Dan saya berusaha mendidik diri saya sendiri untuk tidak tergantung pada mood. Saya kadang-kadang beranggapan bahwa mood adalah excuse bagi kemalasan.”

Seorang penulis memang harus bisa memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya agar bisa berkonsentrasi dan fokus pada penuangan ide atau gagasan. Bagi penulis senior, penulis kawakan, atau penulis yang sudah mempunyai jam terbang tinggi sebagai penulis, mungkin waktu bukan merupakan sebuah hambatan lagi. Karena penulis penulis senior sudah mempunyai ritme menulis yang sudah terjadwal dan terukur. Mirna Rizka di https://mirnarizka.wordpress.com mengatakan:

“Dari artikel yang pernah saya baca, beberapa penulis pernah membeberkan waktu yang tepat bagi mereka untuk menulis. Dee Lestari pernah mengungkapkan bahwa waktu yang tepat untuk menulis baginya adalah setelah tengah malam. Demikian juga dengan Asma Nadia. Ia sering begadang untuk menyelesaikan tulisannya. Dalam twitter-nya, Raditya Dika juga sering mengungkapkan bahwa idenya sering berhamburan justru setelah tengah malam. Baginya, suasana tengah malam yang sepi membuatnya dapat berkonsentrasi untuk membuat tulisan. Ada juga seorang penulis skenario yang mengungkapkan, bahwa dia menganggap menulis adalah pekerjaannya. Jadi, ia memberlakukan jam menulisnya sama dengan jam kerja orang kantoran, dari jam 9 pagi hingga jam 5 sore.”

Jadi, waktu yg tepat untuk menulis bukan merupakan masalah bagi penulis penulis senior atau penulis penulis yang sudah terbiasa menulis dan menghasilkan karya, karena mereka sudah mempunyai jam biologis kapan harus menulis dan menyelesaikan tulisannya. Mereka bias menulis kapan saja.

Jam biologis?

Apa sih jam biologis itu?

Ahmad Salim pada artikelnya yang dimuat di www.masahmad.com mengatakan bahwa jam biologis untuk penulis, yaitu ketika seseorang bersemangat untuk menulis. Maka ketika ditanyakan kapan waktu yang paling baik untuk menulis? Jawabannya tidak ada, kecuali waktu saat seseorang menjadi bersemangat untuk menulis. Penulis perlu mengetahui kapan waktu dia menjadi bersemangat, apakah ketika subuh, siang hari, atau sore hari.

Namun, bagi penulis pemula seperti saya, waktu memang menjadi salah satu hambatan untuk segera menulis dan menuntaskan sebuah tulisan. Akhirnya, alasan-alasan seperti banyak pekerjaan, tidak ada waktu, belum ada waktu, atau sulit mencari waktu yang tepat untuk menulis menjadi masuk akal. Contohnya, proses buku ini memakan waktu yang sangat lama. Bertahun tahun.

Sebetulnya bukan karena tidak ada waktu. Tapi memang sulit mencari waktu yang tepat untuk menulis. Waktu untuk menulisnya masih fluaktif. Tergantung mood. Kadang sore setelah ashar. Kadang setelah sholat isya. Kadang menjelang jam 11 malam. Dan, waktu yang saya suka untuk menulis adalah waktu menjelang jam 11 malam. Karena suasananya tenang. Tidak ada yang menganggu. Saya dapat berkonsentrasi untuk menulis.

Terus, kira-kira kapan waktu yang tepat untuk menulis?

Terserah anda. Anda yang dapat menentukan waktu yang tepat untuk menulis. Ingat! Sehari itu 24 jam. Anda harus kelola waktu tersebut dengan baik. Apabila waktu 24 jam anda sudah penuh aktivitasnya, anda harus periksa kembali. Kira kira aktivitas mana yang menurut anda kurang bermanfaat? Jika ada, ganti kegiatan tersebut dengan kegiatan menulis. Jika tidak ada, anda harus memaksa diri anda untuk menyediakan waktu menulis. Minimal 1 jam sehari. Kapan saja. Terserah. Apakah sebelum sholat subuh, setelah sholat subuh, siang, sore, atau malam menjelang waktu tidur seperti saya? Pokonya, anda harus memaksa diri anda untuk menulis.

Bagi seorang pemula seperti saya, menulislah tiap hari. Kapan saja dan di mana saja. Jadikan menulis itu sebagai rutinitas harian. Ingat! Jangan ada kata excuse. Karena menurut Andrea Hirata, excuse itu bentuk kemalasan.

Apabila anda sudah terbiasa menulis, Insya Allah, anda akan menemukan jam biologis untuk menulis. Dan, ketika anda sudah mempunyai jam biologis untuk menulis, nikmatnya sangat luar biasa. Anda akan betah duduk berlama-lama di depan laptop atau computer. Apalagi ditemani secangkir kopi.  

Tom Clancy, seorang penulis professional yang hanya mengndalkan penghasilan dari menulis, mampu secara konsisten menulis 10 halaman perhari sehingga Tom Clancy mampu menyelesaikan novel setebal 300 halaman dalam 1 bulan. Wow…luar biasa!

(dari berbagai sumber)