Penantian penuh kecemasan di
ruang bersalin dimulai jam 11.00 malam ketika istriku mulai diinduksi. Menit demi
menit, istriku merasakan sakit yang luar biasa. Sebagai manusia, aku merasa
takut akan terjadi sesuatu pada istriku dan bayi yang ada di dalam rahimnya. Jam
di hpku terus bergerak tidak berhenti, erangan kesakitan istriku makin menjadi.
Aku tidak tahu harus berbuat apa. Aku hanya bisa menghiburnya dan menggengam
erat tangannya. Aku berharap, kehadiranku di ruang bersalin untuk menemaninya
dapat membuatnya sedikit tersenyum. Rasa kantuk yang menderaku semaksimal
mungkin kutahan. Sepertinya, menahan rasa kantuk yang amat sangat tidak
sebanding dengan rasa sakit yang sedang dirasakan oleh istriku.
Alhamdulillah… akhirnya tepat jam
12.37 siang, istriku melahirkan seorang perempuan yang cantik. Setelah dibersihkan
oleh bidan yang membantu kelahiran istriku, kukumandangkan adzan di telinga
kanan dan kiri putriku.
Aku dan istriku sudah
mempersiapkan beberapa nama yang sesuai dengan putriku, akhirnya pilihan jatuh
pada nama: KHANSA AULIYA ASSYFA.
Khansa adalah pejuang muslimah
yang terkenal dengan julukan "Ibunda Para Syuhada". Ia dilahirkan
pada zaman jahiliyah dan tumbuh besar di tengah suku bangsa Arab mulia, yaitu
Bani Mudhar. Sehingga banyak sifat mulia yang terdapat dalam dirinya.
Ia adalah seorang yang fasih,
mulia, murah hati, tenang, pemberani, tegas, tak kenal pura-pura dan suka
berterus terang. Selain keutamaan itu, ia pun pandai bersyair. Ia terkenal
dengan syair-syairnya yang berisi kenangan kepada orang-orang tercinta yang
telah tiada. Terutama kepada kedua orang saudara lelakinya, yaitu Muawiyah dan
Sakhr yang telah meninggal dunia.
Aku berharap putriku seperti
Khansa yang penuh cinta dan penyejuk bagi sekelilingnya. Kutambahkan Assyfa,
karena putriku tersebut dibantu dokter dan bidan-bidan di RSIA ASSYFA.