Menulis merupakan sebuah kegiatan
perekaman sebuah kejadian atau sebuah peristiwa baik berupa realita atau imaji.
Perekaman sebuah kejadian atau peristiwa dalam bentuk sebuah tulisan sangat
penting untuk perkembangan sebuah peradaban. Sebuah peristiwa atau kejadian
yang tidak direkam atau ditulis, maka peristiwa atau kejadian tersebut akan
hilang, dan generasi berikutnya tidak bisa menelusuri sebuah peristiwa atau
kejadian tersebut. Padahal, boleh jadi, peristiwa tersebut sangat penting bagi
keberlangsungan sebuah peradaban.
Tendi Murti dalam bukunya “Bukan
Sekedar Nulis, Pastikan Best Seller”, menulis:
“Menulislah Karena Menulis
Berarti Sedang Menuangkan Sejarah”.
Tidak main main! Menulis berarti
sedang menuangkan sejarah. Betapa hebatnya orang yang mampu merekam sebuah
peristiwa dan menuangkan ide, gagasan, wawasan, pengetahuan ke dalam sebuah
tulisan.
Coba bayangkan! Dari mana kita
mengetahui peristiwa sebuah sejarah atau peristiwa yang terjadi sebelum kita
dilahirkan, apapun peristiwanya, kecuali dari buku buku yang ditulis para
penulis.
Misalnya, aksi damai 411 boleh
jadi akan hilang dari sejarah Indonesia bila tidak ada seorangpun yang menulis
dan merekamnya.
Jadi, menulislah! Siapapun dan
apapun profesi anda! Anda ingin terkenal, menulislah! Karena dengan menulis,
anda akan dikenal. Kunjana Rahardi dalam bukunya “Menulis Artikel, Opini &
Kolom di Media Massa” , menulis:
“Sebagian orang menulis karena
ingin dirinya diakui oleh sesamanya, atau mungkin pula diakui oleh lingkungan
tempat orang yang bersangkutan berada.”
Saya pun demikian. Saya menulis
ini karena saya ingin diakui dan dikenal banyak orang.
Bingung mau menulis apa?
Ga usah bingung apa yang mau ditulis.
Tulis aja apapun itu. Rangkai kata demi kata menjadi kalimat-kalimat bermakna. Kemudian
rangkai kalimat kalimat menjadi paragraf paragraf yang enak dan mudah
dimengerti.
Ketika hendak menulis, ada yang
mengatakan: abaikan kaidah kaidah bahasa secara gramatika. Mungkin, hal ini
disampaikan, agar hambatan hambatan dalam menulis dapat disingkirkan sehingga
seseorang yang hendak menulis mampu menulis seperti air mengalir. Tanpa hambatan.
Menurut Alif Danya Munsyi dalm
bukunya “Jadi Penulis? Siapa Takut!”, ada 2 jenis tulisan: fiksi dan non fiksi.
Terserah anda mau memilih yang mana.
Yang paling penting, jaga motivasi menulis. Motivasi menulis
itu harus terus ditumbuhkan, dikembangkan, dipelihara, diperkuat, supaya bagi
mereka yang masih pemula, akan terus berusaha menulis dan terus tetap menulis bagi
yang sudah biasa menulis, atau bahkan yang sudah menjadi penulis (Kunjana
Rahardi, 2012).
0 komentar:
Post a Comment