Ide atau gagasan sudah punya. Bahan bahan penunjang ide tulisan sudah dikumpulkan. Outline atau garis garis besar penulisan sudah ada. Tapi, ternyata masih enggan untuk menggerakan pena. Masih enggan untuk menggerakkan keyboard computer atau laptop. Dan, masih enggan juga untuk mulai mengembangkan ide atau gagasan menjadi sebuah tulisan atau publikasi ilmiah. Alasannya:
Sibuk
Banyak
pekerjaan,
Tidak
ada waktu,
Belum
ada waktu, atau
Sulit
mencari waktu yang tepat untuk menulis.
Menulis
memang membutuhkan waktu. Seorang penulis membutuhkan waktu yang tepat untuk
dapat dengan lancar dan tanpa hambatan menulis dan mengembangkan ide-idenya.
Karena menulis itu membutuhkan ketenangan pikiran. Dan, waktu bagi setiap
penulis itu berbeda-beda. Seorang mantan redaktur Jawa Pos pernah mengatakan
bahwa menulis di sepertiga malam adalah waktu yang tepat untuk menulis.
Menurutnya, menulis di sepertiga malam membuat pikiran dan gagasan meluncur
dengan deras sederas air yang mengalir tanpa hambatan. Tapi bagi Andrea Hirata
yang pernah ditanya oleh admin www.pembelajar.com tentang saat-saat paling
menyenangkan untuk menulis, mengatakan:
“Saya menulis kapan saja di luar jam
kerja saya sebagai seorang pegawai BUMN. Saya saat ini bekerja di TELKOM. Dan
saya berusaha mendidik diri saya sendiri untuk tidak tergantung pada mood.
Saya kadang-kadang beranggapan
bahwa mood adalah excuse bagi kemalasan.”
Seorang
penulis memang harus bisa memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya agar bisa
berkonsentrasi dan fokus pada penuangan ide atau gagasan. Bagi penulis senior,
penulis kawakan, atau penulis yang sudah mempunyai jam terbang tinggi sebagai
penulis, mungkin waktu bukan merupakan sebuah hambatan lagi. Karena penulis
penulis senior sudah mempunyai ritme menulis yang sudah terjadwal dan terukur.
Mirna Rizka di https://mirnarizka.wordpress.com mengatakan:
“Dari artikel yang pernah saya baca,
beberapa penulis pernah membeberkan waktu yang tepat bagi mereka untuk menulis.
Dee Lestari pernah mengungkapkan bahwa waktu yang tepat untuk menulis baginya
adalah setelah tengah malam. Demikian juga dengan Asma Nadia. Ia sering
begadang untuk menyelesaikan tulisannya. Dalam twitter-nya, Raditya Dika
juga sering mengungkapkan bahwa idenya sering berhamburan justru setelah tengah
malam. Baginya, suasana tengah malam yang sepi membuatnya dapat berkonsentrasi
untuk membuat tulisan. Ada juga seorang penulis skenario yang mengungkapkan,
bahwa dia menganggap menulis adalah pekerjaannya. Jadi, ia memberlakukan jam
menulisnya sama dengan jam kerja orang kantoran, dari jam 9 pagi hingga jam 5
sore.”
Jadi,
waktu yg tepat untuk menulis bukan merupakan masalah bagi penulis penulis
senior atau penulis penulis yang sudah terbiasa menulis dan menghasilkan karya,
karena mereka sudah mempunyai jam biologis kapan harus menulis dan
menyelesaikan tulisannya. Mereka bias menulis kapan saja.
Jam
biologis?
Apa
sih jam biologis itu?
Ahmad
Salim pada artikelnya yang dimuat di www.masahmad.com mengatakan bahwa jam
biologis untuk penulis, yaitu ketika seseorang bersemangat untuk menulis. Maka
ketika ditanyakan kapan waktu yang paling baik untuk menulis? Jawabannya tidak
ada, kecuali waktu saat seseorang menjadi bersemangat untuk menulis. Penulis
perlu mengetahui kapan waktu dia menjadi bersemangat, apakah ketika subuh,
siang hari, atau sore hari.
Namun,
bagi penulis pemula seperti saya, waktu memang menjadi salah satu hambatan
untuk segera menulis dan menuntaskan sebuah tulisan. Akhirnya, alasan-alasan
seperti banyak pekerjaan, tidak ada waktu, belum ada waktu, atau sulit mencari
waktu yang tepat untuk menulis menjadi masuk akal. Contohnya, proses buku ini
memakan waktu yang sangat lama. Bertahun tahun.
Sebetulnya
bukan karena tidak ada waktu. Tapi memang sulit mencari waktu yang tepat untuk
menulis. Waktu untuk menulisnya masih fluaktif. Tergantung mood. Kadang sore
setelah ashar. Kadang setelah sholat isya. Kadang menjelang jam 11 malam. Dan,
waktu yang saya suka untuk menulis adalah waktu menjelang jam 11 malam. Karena
suasananya tenang. Tidak ada yang menganggu. Saya dapat berkonsentrasi untuk
menulis.
Terus,
kira-kira kapan waktu yang tepat untuk menulis?
Terserah
anda. Anda yang dapat menentukan waktu yang tepat untuk menulis. Ingat! Sehari
itu 24 jam. Anda harus kelola waktu tersebut dengan baik. Apabila waktu 24 jam
anda sudah penuh aktivitasnya, anda harus periksa kembali. Kira kira aktivitas
mana yang menurut anda kurang bermanfaat? Jika ada, ganti kegiatan tersebut
dengan kegiatan menulis. Jika tidak ada, anda harus memaksa diri anda untuk
menyediakan waktu menulis. Minimal 1 jam sehari. Kapan saja. Terserah. Apakah
sebelum sholat subuh, setelah sholat subuh, siang, sore, atau malam menjelang
waktu tidur seperti saya? Pokonya, anda harus memaksa diri anda untuk menulis.
Bagi
seorang pemula seperti saya, menulislah tiap hari. Kapan saja dan di mana saja.
Jadikan menulis itu sebagai rutinitas harian. Ingat! Jangan ada kata excuse.
Karena menurut Andrea Hirata, excuse itu bentuk kemalasan.
Apabila
anda sudah terbiasa menulis, Insya Allah, anda akan menemukan jam biologis
untuk menulis. Dan, ketika anda sudah mempunyai jam biologis untuk menulis,
nikmatnya sangat luar biasa. Anda akan betah duduk berlama-lama di depan laptop
atau computer. Apalagi ditemani secangkir kopi.
Tom
Clancy, seorang penulis professional yang hanya mengndalkan penghasilan dari
menulis, mampu secara konsisten menulis 10 halaman perhari sehingga Tom Clancy
mampu menyelesaikan novel setebal 300 halaman dalam 1 bulan. Wow…luar biasa!
(dari berbagai sumber)
0 komentar:
Post a Comment