Gurihnya laba dari kemitraan cireng isi
Status cireng alias aci digoreng saat ini naik kelas. Makanan rakyat asal Jawa Barat itu belakangan makin banyak dijajakan di mal-mal atawa pusat-pusat perbelanjaan.
Kudapan yang terbuat dari tepung tapioka tersebut juga hadir dengan pelbagai varian rasa dan bentuk. Bahkan, ada yang pakai isi segala, lo!
Cireng dengan isian atau populer disebut cireng isi memiliki banyak rasa tergantung dari isinya. Ada kacang, sosis, sate, atau keju. Pokoknya, terserah selera Anda.
Rasa cireng yang gurih sama sedapnya dengan bisnis camilan tersebut. Apalagi, pasar cireng terutama dengan isian masih cukup besar sehingga lumayan menggiurkan.
Bagi Anda yang berminat terjun ke bisnis cireng isi, ada tawaran kemitraan dari L3 Cireng Isi dan Cireng Rampat dengan nilai investasi yang sangat terjangkau. Berikut ini profil ringkasan keduanya:
L3 CIRENG ISI
Joseph A.S., pemilik L3 Cireng Isi menawarkan kemitraan sejak awal 2009. Tapi, Joseph sendiri telah berjualan cireng isi mulai 2005 silam. Hanya, waktu itu ia hanya menjalankan usaha cireng milik orang lain.
Setelah mengantongi resep pembuatan cireng isi, Joseph memberanikan diri membuka gerai sendiri dengan bendera L3 Cireng Isi di Jl. Alpukat III No. 31 Tanjung Duren, Jakarta Barat.
Usahanya berbuah manis. Makanya, pada April 2009, ia mulai mencari mitra. Dua mitra usaha pertamanya beroperasi di daerah Tangerang dan Jakarta Barat. Kini, L3 Cireng Isi sudah memiliki 100 mitra yang tersebar di 15 kota di Indonesia.
Joseph mengklaim, produk cireng isinya memiliki keunggulan, lantaran memiliki kandungan gizi dan variasi rasa yang sangat banyak. "Saya sudah menyiapkan sekitar 30 varian rasa, walaupun saat ini baru 14 rasa yang diluncurkan," ungkap dia. Selain digoreng, cireng isi buatan Joseph juga ada yang di panggang menggunakan oven.
L3 Cireng Isi tidak hanya menyasar pasar kelas bawah, tapi juga kelas atas. Karena itu, Joseph menyiapkan produk yang berbeda di setiap segmen pasar tersebut.
Di kelas menengah bawah, ia menawarkan cireng mini dengan harga cuma Rp 2.500 per biji. Untuk kalangan menengah atas, Joseph membanderol cireng buatannya, yang ukurannya tentu saja lebih besar, seharga Rp 6.000 per biji.
Itu sebabnya, Joseph menawarkan empat paket kemitraan, mulai investasi dengan nilai Rp 3 juta, Rp 8 juta, sampai Rp 35 juta. Paket investasi senilai Rp 3 juta dibagi menjadi dua: tanpa booth dan dengan booth aluminium.
Untuk investasi dengan nilai Rp 8 juta khusus di dalam ruangan akan mendapat booth kayu yang lebih eksklusif. Sedangkan paket Rp 35 juta berupa booth dengan sepeda motor roda tiga.
Dari setiap paket yang ditawarkan, mitra akan mendapat peralatan usaha lengkap, barang-barang promosi, dan pelatihan pegawai.
Dalam sehari, gerai-gerai L3 Cireng Isi Omzet bisa menjual 90-120 cireng isi, dengan omzet Rp 10 juta hingga Rp 15 juta per bulan. "Balik modal empat lima bulan," kata Joseph.
Tapi, Raimon Suarlin, mitra L3 Cireng Isi yang membuka gerai di daerah Kalideres, Jakarta Barat, bisa balik modal dalam tempo tiga bulan saja. Lokasi yang strategis di depan sebuah pasar swalayan, membuat dagangan cireng isi Raimon laris manis. Cireng yang paling digemari pelanggannya adalah, rasa ayam dan sapi pedas. "Saya ingin tambah gerai lagi," katanya.
Cireng rampat
Bertempat di Jl. Cemara No. 63 Sukajadi, Bandung, Ani Rochaeni, pemilik Cireng Rampat, menjalankan usahanya sejak 1992. Tapi, baru 1998 lalu, ia mulai menawarkan kemitraan Cireng Rampat.
Andri Ratno Aryawan, Kepala Pengembangan Jaringan Cireng Rampat, mengatakan, di Bandung saja, Cireng Rampat sudah memiliki lebih dari 100 mitra. Sementara, di Jakarta, Bekasi, dan Tangerang, Cireng Rampat punya 25 mitra. "Bagi yang tertarik, calon mitra bisa memilih dua paket kemitraan. Paket pertama senilai Rp 1,5 juta dan kedua Rp 6,5 juta," ujarnya.
Kalau memilih paket pertama, mitra akan mendapatkan bahan baku awal untuk pembuatan 100 cireng. Paket ini tidak termasuk gerobak, namun mitra akan memperoleh spanduk.
Sedangkan paket kedua, mitra akan mendapatkan bahan baku awal untuk pembuatan 100 cireng, spanduk, dan gerobak (boooth).
Menurut Andri, Cireng Rampat merupakan pelopor usaha cireng isi di Indonesia. Dengan 13 varian rasa, seperti oncom, keju, dan ayam teriyaki, Cireng Rampat sudah memiliki sertifikasi halal dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) termasuk Kementerian Kesehatan.
Gerai Cireng Rampat bisa menjual 70 hingga 120 cireng isi dengan omzet sebesar Rp 5 juta-Rp 10 juta. "Balik modal sekitar empat sampai lima bulan," kata Andri.
(sumber: http://peluangusaha.kontan.co.id/v2/read/peluangusaha/52290/Gurihnya-laba-dari-kemitraan-cireng-isi)
Invitation
9 months ago
0 komentar:
Post a Comment