This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Tuesday, April 7, 2020

Langkah-Langkah Menulis Buku Menurut Penulis Buku "Man Jadda Wa Jadda"


 Oleh: Ahmad Ripai
Pembelajaran tentang menulis yang dilakukan secara online malam ini sangat spesial karena langsung disampaikan oleh praktisi di bidang kepenulisan, yaitu Akbar Zainudin. Akbar Zainudin, MM, MJW adalah seorang penulis buku. Pria kelahiran Banyumas tahun 1973 telah banyak menulis buku. Pria lulusan Fakultas Ushuluddin Jurusan Perbandingan Agama UIN Jakarta telah menulis 13 buku. Sebagian besar tema buku yang ditulis oleh Akbar Zainudin adalah motivasi. Salah satu judul bukunya adalah Man Jadda Wa Jadda. Buku Man Jadda Wa Jadda ditulis pada tahun 2008 dan diterbitkan oleh penerbit buku Gramedia. Buku Man Jadda Wa Jadda membuat beliau keliling ke berbagai provinsi di Indonesia sebagai pembicara. Selain dikenal sebagai penulis buku, pria yang pernah nyantri di pondok modern Darussalam Gontor dikenal juga sebagai seorang motivator nasional, mentor menulis, dan life coach.

Penulis buku “Uktub: Panduan Menulis Buku dalam 180 Hari” yang punya hobi mengajar, menulis, jalan-jalan, dan makan menyampaikan tips-tips atau langkah-langkah menulis buku dan menerbitkan buku.  Pak Akbar, mungkin begitu sapaan beliau, menyampaikan langkah-langkah menulis buku dengan cara sederhana.  Cara tersebut beliau singkat menjadi TOJTRP.

Apa itu TOJTRP?
T” adalah langkah pertama dari proses penulisan buku.
Apa itu “T”?
Menurut penulis buku “Ketika Sukses Berawal Dari Pesantren”, “T” adalah tema. Jadi, langkah pertama yang harus dilakukan oleh calon-calon penulis – penulis buku atau apapun – adalah menentukan tema tulisan. Langkah ini sangat penting. Menurut pria yang memulai karir menulisnya sejak bangku SMA, tema akan menjadi rel yang mengikat kita dari awal tulisan hingga akhir.

Lalu temanya apa?
Tema bisa apa saja. Tentukan dan pilih sesuai dengan pasion atau minat yang calon penulis miliki. Misalnya, tema romantisme, tema pendidikan, tema petulangan, tema religius, tema motivasi dan masih banyak jenis tema lainnya. Cukup pilih satu tema yang dikuasai.

Kenapa hanya memilih satu tema?
Sebagai calon penulis pemula, pemilihan satu tema yang paling dikuasai dan diminati untuk memudahkan dalam proses penulisan supaya isi tulisan tidak berkembang kemana-mana. Sebagaimana pak Akbar Zainudin yang memilih tema motivasi untuk buku-bukunya. Setelah menjadi penulis yang cukup handal, barulah mencoba tema-tema lain yang akan digarap.

Seorang peserta penulisan bertanya: ”Assalamualaikum...mohon pencerahannya..apakah kita harus fokus pada satu TEMA atau boleh berubah..misal tema kita fokus saja tentang motivasi..pendidikan...sosial dsb..tks.”

Penulis buku “Man Jadda Wa Jadda” tersebut menjawab: “Ini tentang Branding. Kalau saya lebih suka satu tema, biar branding kita jelas. Boleh 2-3 tema, tetapi yang terkait. Kalau kita ingin dilihat sebagai ahli pendidikan, menulislah selalu tentang pendidikan. Kalau saya, adalah motivasi dan pengembangan diri, maka hampir semua tulisan saya tentang motivasi dan pengembangan diri.”
Jadi, fokuslah pada satu tema terlebih dahulu.

Lalu bagaimana mencari dan menentukan tema?
Banyak cara untuk mencari dan menentukan tema. Cara berikut ini bisa dicoba. Datanglah ke perpustakaan. Bacalah judul-judul buku yang terpajang di etalase-etalase buku. Atau, datanglah ke toko-toko buku. Bacalah judul-judul buku yang ada di rak-rak buku. Cari dan baca buku-buku yang menarik minat. Beli buku-buku tersebut. Siapa tahu, ide-ide yang ada di buku tersebut sesuai dengan minat dan pasion yang ada di kepala dan bisa menjadi tema yang akan dikembangkan menjadi buku.

Lalu apalagi?
Ikutilah komunitas menulis dan sering-seringlah sharing menulis dengan sesama calon penulis. Siapa tau dari situ muncul tema atau ide yang bisa menjadi bahan tulisan.

Berikutnya adalah “O”.
 “O” adalah langkah kedua dari proses penulisan sebuah buku.
Apa itu “O”?
“O”  adalah outline. Menurut bahasa, pengertian outline adalah kerangka, regangan, garis besar, atau guratan.

Dari pengertian outline secara bahasa dapat dikatakan bahwa outline merupakan strategi calon penulis untuk memetakan rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap. Jadi, outline merupakan rangkaian ide-ide atau tema-tema  yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur.

Seorang calon penulis atau penulis pemula wajib membuat outline atau kerangka karangan. Mengapa?
Pak Akbar Zainudin selaku pemateri pada kelas menulis online yang dikelola Om Jay mengatakan bahwa membuat outline itu sangat penting dan bermanfaat. Ada 4 manfaat yang disampaikan oleh pemateri, yaitu:
  • Ø  Agar tulisan kita terarah.
  • Ø  Bisa buat jadwal dan target.
  • Ø  Menghindari "ngeblank" pada saat menulis.
  • Ø  Agar bukunya selesai.

Pak Akbar menyampaikan manfaat outline dengan bahasa yang sangat simpel dan jelas sehingga mudah dicerna dan dipahami. Manfaat pertama, agar tulisan kita terarah. Dengan adanya outline, seorang calon penulis dapat membuat kerangka tulisan atau garis-garis besar dari buku atau apa pun jenis tulisan yang akan ditulisnya. Misalnya, seorang calon penulis dapat memetakan kira-kira bab satu tentang apa dan bab 2 terdiri dari materi apa saja, bab dua tentang apa dan bab dua terdiri dari apa saja. Begitu seterusnya. Sampai semua bab yang akan digarap terpetakan.

Berikut ini contoh outline dari buku yang akan saya tulis:

Manfaat kedua, bisa buat jadwal dan target. Dengan adanya outline, seorang calon penulis bisa membuat jadwal dan target. kira-kira bab satu dari calon bukunya akan diselesaikan dalam berapa hari atau berapa minggu. Bab 2 juga sama. Kira-kira berapa lam bab 2 akan diselesaikan. Dibuat jadwal dan target sampai bab terakhir. Kira-kira berapa lama semua bab akan selesai. Ada jadwal. Ada target. dan, semuanya harus konsisten dilakukan.

Manfaat ketiga, menghindari “ngeblank” pada saat menulis. “ngeblank”. Ga ada ide. Mentok. Buntu. Bisa jadi, kata-kata tersebut adalah musuh hampir semua penulis. Apalagi, ketika buku atau tulisan yang sedang digarap mendekati deadline. Mungkin bisa membuat stress. Untuk penulis yang sudah berpengalaman, rasa “ngeblank”, ga ada ide, mentok, buntu, mungkin bisa segera diatasi. Lain halnya dengan calon penulis atau penulis pemula, perasaan “ngeblank” mungkin bisa berlarut-larut. Dan, ini berbahaya, karena bisa menurunkan mood atau semangat menulis. Itulah gunanya outline, untuk menghindari “ngeblank” atau ga ada ide.

Manfaat keempat, agar bukunya cepat selesai. Dengan adanya outline, maka tulisan menjadi lebih terarah. Menulis sesuai jadwal dan target sehingga rasa “ngeblank” atau ga ada ide bisa dihindari. So pasti, buku yang sedang digarap menjadi cepat selesai.
“Kalau tidak ada daftar isi, akan sulit bukunya bisa selesai”, begitu menurut Pak Akbar Zainudin.

Setelah “O” apa?
Setelah “O “ adalah “J”.
Apa itu “J”?
“J” adalah jadwal.
Langkah ketiga adalah J. Pak Akbar mengatakan seorang calon penulis atau penulis pemula wajib membuat jadwal penulisan. Dengan membuat jadwal, maka seorang calon penulis atau penulis pemula menjadi mudah untuk mengontrol dan mengevaluasi hasil tulisan sehingga tulisan atau buku yang sedang digarap menjadi cepat selesai.

Rilnya seperti apa?
Misalnya, sesuai dengan daftar isi yang sudah dibuat, ada 30 judul artikel atau plot cerita, mulailah membuat jadwal secara riil.
  • Ø  Artikel 1, 1 minggu selesai.
  • Ø  Artikel 2, 1 minggu selesai.
  • Ø  Artikel 3, 1 minggu selesai
  • Ø  Dst.

Jika jadwal tersebut dilakukan secara konsisten, maka dalam waktu 30 minggu tulisan atau buku itu akan selesai.
Nah, untuk menyelesaikan 1 artikel tersebut dalam 1 minggu, pilihlah waktu waktu terbaik dalam 1 minggu tersebut. Misalnya, setelah sholat tahajud, setelah sholat shubuh, sore, atau menjelang tidur. Pilihlah waktu waktu terbaik untuk menulis.

Menulis memang membutuhkan waktu. Seorang penulis membutuhkan waktu yang tepat untuk dapat dengan lancar dan tanpa hambatan menulis dan mengembangkan ide-idenya. Karena menulis itu membutuhkan ketenangan pikiran. Dan, waktu bagi setiap penulis itu berbeda-beda. Seorang mantan redaktur Jawa Pos pernah mengatakan bahwa menulis di sepertiga malam adalah waktu yang tepat untuk menulis. Menurutnya, menulis di sepertiga malam membuat pikiran dan gagasan meluncur dengan deras sederas air yang mengalir tanpa hambatan.

Langkah keempat adalah “T”.
Apa itu “T”?
“T” adalah Tuliskan.  Outline sudah ada, jadwal juga sudah ada. Berikutnya adalah tuliskan sesuai outline dan jadwalnya. Di sini, disiplin diri dan komitmen yang akan menentukan apakah tulisan kita akan selesai atau tidak. Tulis dan selesaikan semua judul artikel terlebih dahulu. Jangan terpaku untuk satu tulisan sampai sempurna.

Renungkan kata-kata Miftachul Huda dalam bukunya Self Publishing Kupas Tuntas Rahasia Menerbitkan Buku Sendiri berikut ini:
“Menulislah secara bebas, tentang apa saja. Biarkan kata demi kata mengalir. Jangan hakimi tentang kalimat yang anda buat sendiri. Wah, kok jelek ya, kok tidak bagus kayak tulisanya Goenawan Mohamad, apa bisa ini nanti dumuat di Koran, paham gak ya nanti orang membaca tulisan saya? Buang jauh-jauh pertanyaan-pertanyaan yang menghakimi seperti itu. Bebaskan pikiran-pikiran anda dari ketakutan-ketakutan bahwa tulisan anda jelek. Kalau anda berhasil mengusir ketakutan-ketakutan semacam itu, anda akan merasa nikmat karena memperoleh kemerdekaan yang sesungguhnya”.

Jadi, tidak perlu takut tidak bisa menulis. Asal ada kemauan, menulis itu menjadi mudah.

Seorang peserta menulis dari Gajrug, Lebak Banten mengajukan pertanyaan: bagaimana cara membuat tulisan yang menarik? karena saya sudah coba beberapa kali menulis, rasanya sangat sulit pak. Tidak seperti bapak atau om jay yg menulis itu udah ngalirrr. Dan selalu kerenn hasilnya. Jd ngilerrrr..
Pak Akbar Zainudin memberikan tipsnya. Kalau mau tulisannya menarik, jangan dibuat mendorong. Semua adalah tentang jam terbang dan latihan terus menerus.

Langkah kelima adalah R,  REVISI.
Menurut Pak Akbar, revisilah tulisan kalau semua draft tulisan sudah selesai. Jangan terpaku hanya satu judul sampai sempurna. Kalau kurang-kurang sedikit, tidak apa-apa. Tahap pertama adalah menyelesaikan semua draft buku. Tahap kedua, baru revisi. Apa saja yang direvisi?
  • Ø  Data dan informasi yang kurang.
  • Ø  Tata Bahasa
  • Ø  Gaya Tulisan. Disamakan dari awal hingga akhir.
  • Ø  Judul-judul artikel. Buatlah judul-judul yang menarik.

Ingat baik-baik. Jangan terpaku dengan satu judul artikel sampai sempurna. Selesaikan saja semua draft bukunya, apapun bentuknya. Setelah draft selesai, baru direvisi.

Langkah keenam adalah kirim ke penerbit.
Kalau semua langkah sudah dilakukan dan buku sudah jadi. Kirim buku tersebut ke penerbit. Nah, Apa yang menjadi pertimbangan penerbit?

Pertama, yang menjadi pertimbangan penerbit adalah apakah bukunya laku atau tidak. Ini menyangkut kebutuhan masyarakat pembaca. Apakah pembaca butuh buku kita? Siapa yang butuh? Berapa banyak orang yang butuh?  Buku kita menjawab kebutuhan apa? Semakin besar kebutuhan masyarakat akan buku kita, maka peluang diterbitkan semakin besar. Karena itu, sebagai penulis kita mesti memahami buku kita siapa yang akan beli, dan siapa yang kira-kira akan baca.

Kedua adalah apa yang bisa membedakan buku kita dari buku sejenis. Apa kelebihan kita dibandingkan dengan buku sejenis? Kita harus mampu menjawab pertanyaan ini. Karena hal itu yang akan menjadi pertanyaan dan juga pertimbangan penerbit.

Apakah perlu membayar kepada penerbit?
Kita tidak perlu membayar ke penerbit. Bahkan kita mendapatkan uang ROYALTI. Rata-rata royalti adalah 10% dari buku yang terjual.

Bagaimana cara mengirim naskah?
  • Ø  Naskah harus sudah jadi.
  • Ø  Diprint, dikirim dengan hard copy dan soft copy dalam bentuk CD atau Flash Disk

Berapa lama kabar naskah diterima atau ditolak?
Kabar diterima atau tidak sekitar 3 bulan.

Demikianlah langkah-langkah menulis buku menurut penulis buku “Man Jadda Wa Jadda”.

Salah satu peserta menulis online asuhan Oom Jay menyampaikan pengalamannya terkait dengan langkah-langkah menulis buku. Peserta menulis tersebut menyampaikan prosesnya dalam membuat sebuah komik. Prosesnya seperti ini:
  • Ø  Tema
  • Ø  Tokoh
  • Ø  Chapter
  • Ø  Tulis cerita
  • Ø  Story board
  • Ø  Gambar
  • Ø  Lay out
  • Ø  Colouring
  • Ø  Revisi
  • Ø  Penerbit

Semoga bermanfaat.